Langsung ke konten utama

Makrifat Hati Terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala


Apabila hati sudah dalam keadaan bersih, maka hati akan memancarkan cahayanya. Cahaya ini dinamakan Nur Qalbu. Nur Qalbu ini akan menerangi akal sehingga akal dapat berfikir jernih dan merenung tentang hal-hal keTuhanan yang menguasai alam dan juga dirinya sendiri. 

Perenungan yang dilakukan akal terhadap dirinya sendiri membuatnya menyadari akan perjalanan hal-hal ketuhanan yang menguasai dirinya sendiri. Kesadaran ini membuatnya merasakan dengan jelas betapa dekatnya Allah SWT dengannya. Tumbuhlah didalam hati Nuraninya perasaan bahwa Allah SWT senantiasa mengawasinya. Allah SWT melihat segala aktifitasnya, mendengarkan segala ucapannya dan mengetahui bisikan hatinya. Sehingga menjadikannya seorang Mukmin yang cermat dan selalu waspada.

Seorang Mukmin yang taat kepada Allah SWT tekun dalan menjalankan ibadah, sehingga akan meningkatkan kekuatan ruhaninya. Dia juga akan menyerahkan segala urusan kehidupannya hanya kepada Allah SWT. Dia tidak lagi khawatir terhadap sesuatu yang akan menimpanya, walaupun bala yang besar. Dia tidak lagi tergantung kepada sesama makhluk. 

Hatinya telah teguh dengan perasaan ridha terhadap apapun yang menjadi ketentuan Allah SWT untuknya. Musibah tidak akan menggoyahkannya dan nikmat tidak akan menggelincirkannya kerana musibah dan nikmat sama baginya yaitu sama-sama takdir Allah SWT yang ditentukan untuknya. 

Dia akan berfikir apa yang Allah SWT takdirkan untuknya adalah yang terbaik. Orang yang seperti ini akan selalu berada didalam perlindungan Allah SWT. Kerana dia telah menyerahkan dirinya hanya kepada Allah SWT. 

Terhadap orang yang seperti ini Allah SWT akan mengaruniakan kemampuan untuk melihat dengan mata hati dan bertindak dengan petunjuk yang datang dari Allah SWT langsung (Laduni), tidak lagi melalui fikiran, kehendak diri sendiri atau angan-angan. Pandangan mata hati terhadap hal-hal ketuhanan memberi nampak kepada hatinya.

Dia mengalami suasana yang menyebabkan dia menafikan wujud dirinya dan dikembalikan kepada hanya wujud Allah SWT semata. Suasana ini muncul kerana hakikat ketuhanan yang dialami oleh hati. Dia benar-benar merasakan Mahanya Allah SWT tidak sekadar mempercayainya. Pengalaman akan hakikat ketuhanan inilah yang dikatakan melihat dengan mata hati. 

Mata hati melihat atau menyaksikan Mahanya Allah SWT dan hati merasakan Mahanya Allah SWT itu. Mata hati hanya melihat kepada wujud Allah SWT, tidak lagi melihat kepada wujud dirinya. Orang yang berada didalam suasana seperti ini telah berpisah dari sifat-sifat kemanusiaannya. 

Dalam keadaan seperti ini dia tidak lagi terpancang akan aturan-aturan manusia, dia hanya mementingkan hubungan dengan Allah SWT. Soal yang menyangkut keduniawi tidak lagi menjadi tujuannya. Orang yang mencapai peringkat ini dikatakan sebagai orang yang mencapai peringkat/makam Tauhid Sifat. Hatinya jelas merasakan bahwa tidak ada yang berkuasa melainkan Allah SWT dan segala sesuatu itu datangnya hanya dari kehendak Allah SWT.

Ruhani manusia melalui beberapa peningkatan dalam proses mengenal Tuhannya. Pada tahap awal terbuka mata hati dan Nur Qalbu memancar menerangi akalnya. Seorang Mukmin yang akalnya diterangi oleh Nur Qalbu akan melihat betapa dekatnya Allah SWT dengan dirinya. 

Dia melihat dengan ilmunya dan memiliki keyakinan yang dinamakan Ilmu Yakin. Ilmu berhenti disitu. Pada tahapan kedua mata hati yang terbuka sudah boleh melihat, dan dia sudah tidak lagi melihat dengan mata keilmuan melainkan dengan mata hati. Kemampuan mata hati untuk melihat itulah yang dinamakan Kasyaf. Kasyaf melahirkan pengenalan atau makrifat.

Seseorang yang berada didalam makam makrifat dan mendapatkan keyakinan melalui kasyaf dikatakan mendapatkan keyakinan yang dinamakan Ainul Yaqin. Pada tahapan ainul yaqin makrifatnya goib dan dia juga ghoib dari dirinya. Maksud ghaib disini adalah hilang perhatiannya dan kesedarannya terhadap suatu perkara. Beginilah hukum makrifat yang berlaku. Makrifat lebih tinggi nilainya dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah pencapaian terhadap persoalan yang terpecah-pecah bidangnya. 

Makrifat adalah pencapaian terhadap hakikat-hakikat yang menyeluruh yaitu hakikat kepada hakikat-hakikat. Tetapi penyaksian mata hati jauh lebih tinggi dari ilmu dan makrifat, kerana penyaksian itu adalah hasil dari kemauan keras dan perjuangan yang gigih yang disertai dengan upaya hati dan pengalaman. Penyaksian adalah setinggi-tinggi keyakinan.

Penyaksian yang paling tinggi adalah penyaksian hakikat oleh mata hati. Ini merupakan keyakinan paling tinggi dan dinamakan Hakkul Yaqin. Pada tahap penyaksian hakiki mata hati, mata hati tidak lagi melihat kepada ketiadaan dirinya atau kewujudan dirinya akan tetapi Allah SWT dilihat dalam segala sesuatu, segala kejadian, dalam diam dan dalam ucapan. Penyaksian hakiki mata hati Melihat Allah SWT tanpa dinding penutup antara kita dengan Allah SWT.

Dia (Allah) tidak terpisah dari kita. Penyaksian yang hakiki adalah melihat Allah SWT dalam segala sesuatu dan pada setiap waktu. Pandangannya terhadap makhluk tidak menutupi pandangannya terhadap Allah SWT. Inilah makam keteguhan yang dipenuhi oleh ketenangan serta kedamaian yang sejati dan tidak berubah-ubah, bernaung dibawah payung Yang Maha Agung dan ketetapan yang teguh.

Pada penyaksian yang hakiki tiada lagi ucapan, tiada bahasa, tiada ibarat, tiada ilmu, tiada makrifat, tiada pendengaran, tiada kesadaran, tiada hijab dan semuanya tidak ada. Tabir Hijab telah tersingkap, maka Dia dipandang tanpa ibarat, tanpa huruf, tanpa abjad. Allah SET dipandang dengan mata keyakinan bukan mata dzahir atau mata ilmu atau mata kasyaf.

Orang yang memperoleh Haqqul Yaqin berada dalam suasana hatinya kekal bersama Allah SWT pada setiap detik, setiap ruang dan waktu.

*fb_ahmadkhoiri

Komentar

Popular Posts

Tangisan Rasulullah SAW Ingat Umatnya di Akhir Zaman

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, ketika itu baginda Rasullah  sedang berkumpul duduk bersama sahabat-sahabatnya, diantara para sahabat ada Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan lainnya. Lalu kemudian Rasul bertanya kepada para sahabat, “Wahai sahabatku! Tahukah kalian siapakah hamba Allah yang paling mulia disisi Allah?” Para sahabat pun terdiam. Lalu ada salah seorang sahabat berkata, “Para malaikat ya Rasulullah!” Kemudian Nabi bekata, “Ya, para malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah mereka senantiasa bertasbih, berzikir, beribadah kepada Allah, tentulah mereka mulia. Namun bukan itu yang Aku maksud.”  Lalu para sahabat kembali terdiam. Kemudian salah seorang sahabat kembali menjawab, “Ya Rasulullah, tentulah para Nabi, mereka itu yang paling mulia.” Nabi Muhammad tersenyum, Baginda Nabi berkata, “Ya, para nabi itu mulia, mereka itu adalah utusan Allah di muka bumi ini, mana mungkin mereka tidak mulia, tentulah mereka mulia, akan tetapi ada lagi ya

Pengertian Dekat Kepada Allah

Kita sudah maklum bahwa Allah s.w.t. adalah dekat dengan kita. Tetapi hamba-hamba Allah yang shaleh merasakan bahwa mereka dekat dengan Allah SWT. Bagaimana pengertian hal keadaan ini, tentu saja kita ingin mempelajarinya. Maka dalam hal ini yang mulia Maulana Ibnu Athaillah Askandary telah mengungkapkannya dalam Kalam Hikmah beliau sebagai berikut: "Dekat anda kepada-Nya ialah bahwa anda melihat dekatNya. Jika tidak (demikian), maka di manakah anda dan di manakah wujud dekat-Nya? Kalam Hikmah ini sepintas lalu agak sulit difahami dan dimengerti, karena itu marilah kita jelaskan sebagai berikut: A. Pengertian "dekat Allah SWT dengan kita" ialah dekat pada ilmu, pada kekuasaan (qudrat) dan pada kehendak (iradah). DekatNya Allah dengan kita pada 'Ilmu', artinya segala sesuatu apa pun yang terdapat pada kita dan yang terjadi pada kita, lahir dan bathin, semuanya diketahui oleh Allah SWT dengan IlmuNya sejak azali, artinya sejak alam mayapada ini be

RAHASIA DIBALIK USIA 40 (Menyingkap Rahasia Nubuwwah Rasulullah SAW)

Rahasia umur Muhammad saat nubuwah, mulai tersingkap sedikit demi sedikit. Mengapa Nabi Muhammad SAW. mengemban misi kenabian saat beliau berusia 40 tahun? Dan bukannya usia 30 atau 35, puncak kehebatan [fisik] manusia? Mengapa harus 40 tahun? saat fisik sudah berada di jalur turun, ibarat naik roll coster, 0-39 th adalah ketika kereta merambat naik, lalu di usia 40 lah si kereta roll coster mencapai puncak rel dan kemudian meroket turun.