Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Cinta Dunia Pangkal Kesalahan

Salah satu rahasia kesuksesan Rasulullah Saw adalah terbebas dari penyakit hubbuddunya atau cinta dunia. Hingga akhir hayatnya, kemuliaan nama beliau tidak memiliki cacat sedikitpun, karena beliau bersih dari penyakit hati tersebut. Rasulullah Saw bersabda, ”Akan terjadi masa di mana umat-umat di luar Islam berkumpul di samping kalian, wahai umat Islam. Sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang menyantap hidangan.” Lalu, seorang sahabat bertanya, ”Apakah kami pada saat itu sedikit, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Tidak. Bahkan, ketika itu, jumlah kalian banyak. Namun, kalian ketika itu bagaikan buih di lautan. Ketika itu, Allah hilangkan dari musuh-musuh kalian rasa segan dan takut terhadap kalian dan kalian tertimpa penyakit Wahn.” Sahabat bertanya lagi, ”Wahai Rasulullah, apa yang engkau maksud dengan Wahn itu?” Rasulullah menjawab, ”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud). Hadits di atas menyampaikan kepada kita bahwasanya kecintaan berlebihan terhadap hal-

Doa Unik Yang Dikabulkan Allah

Al Qur’an sering memberikan pelajaran kepada kita melalui kisah. Tentu, kisah yang dipaparkan dalam Al Qur’an adalah kisah nyata. Diantara kisah-kisah itu, ada kisah tiga doa unik yang langsung dikabulkan oleh Allah. Doa apa, dipanjatkan oleh siapa, mengapa unik dan bagaimana langsung dikabulkan Allah? Mari kita simak. DOA NABI AYYUB Kisah doa Nabi Ayyub ini disebutkan dalam Surat Al Anbiya’ ayat 83-84. وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ . فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآَتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ “Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia berdoa kepada Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah disentuh bahaya (musibah/penyakit) dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepa

Lebih Dianjurkan Berdoa Dalam Shalat

Manakah yang lebih utama antara berdoa sebelum salam ataukah setelahnya. Karena ada yang sesudah salam langsung berdoa, tidak mengikuti tuntunan Nabi untuk berdzikir sesudah itu. Namun kalau melakukan dzikir yang sebagaimana Rasul tuntunkan setelah salam lantas setelahnya berdo’a, maka itu sah-sah saja dan boleh sebagaimana ditegaskan oleh Ibnul Qayyim. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : “Adapun doa dari para makmum setelah salam dari shalat dengan menghadap kiblat, maka itu tidak ada petunjuk dari Nabi SAW sama sekali, tidak ada riwayat shahih atau hasan yang menjelaskan hal ini.” (Zaadul Ma’ad, 1: 249). Ibnul Qayyim rahimahullah kembali menjelaskan : “Adapun pengkhususan doa pada shalat Fajar (shalat Shubuh) dan shalat Ashar, maka seperti itu tidak pernah dilakukan oleh Nabi SAW dan juga tidak dikerjakan oleh para khalifah setelah beliau. Beliau pun tidak pernah memberi petunjuk dalam hal ini. Amalan ini hanya dianggap baik oleh orang-orang yang menganggap hasanah

Sabar Dalam Ujian, Syukur Dalam Kenikmatan

Imam Syafi’i berkata : “Duka itu merupakan permulaan munculnya ihsan, dan takdir mendominasi segalanya. Yang terjadi adalah apa-apa yang tertulis di Lauhul Mahfudz. Nantikanlah kesejateraan beserta penyebab-penyebabnya. Bersikap patuhlah selama engkau masih memiliki nyawa.” ("Dywan Imam Syafi’i” yang dita’lif, Ta’liq wa Takhrij oleh Syaikh Muhammad bin Abdurrahman). Pernyataan Imam Syafi’i tersebut sangat patut untuk direnungkan. Karena secara ilahiyah itu bersinggungan kuat dengan firman Allah : مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At Taghaabun 64: 11). Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa siapa saja yang ditimpa musibah kemudian dia menyadari

Refleksi Kemerdekaan RI Ke 69 : SEBUAH ERA DENGAN KEJADIAN-KEJADIAN PENTING

Oleh: KH. Abdurrahman Wahid Pada tahun 1919, HOS Tjokroaminoto bertemu tiap hari Kamis siang di Kota Surabaya dengan dua saudara sepupunya. Mereka adalah KH M Hasjim As'yari dari Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang dan KH A Wahab Chasbullah.Tjokroaminoto disertai menantunya Soekarno, yang kemudian hari disebut Bung Karno. Mereka mendiskusikan hubungan antara ajaran agama Islam dan semangat kebangsaan/ nasionalisme. Terkadang hadir HM Djojosoegito, anak saudara sepupu keduanya, yang kemudian hari (tahun 1928) mendirikan Gerakan Ahmadiyah. Dari kenyataan-kenyataan di atas dapat dipahami mengapa Nahdlatul Ulama didirikan tahun 1926, selalu mempertahankan gerakan tersebut.

Tujuh Rahasia Istighfar

Istighfar adalah memohon ampun kepada ALLAH SWT dengan kalimat: Astaghfirullaahal'adzhiim atau dengan kalimat lain yang semakna. Permohonan Ampun ini dilakukandenganhati yang tulus dan dibarengi dengan penyesalan atas kesalahan yang telah diperbuat serta bertekad untuk tidak mengulanginya. Inilah 7 Rahasia Istighfar : 1. MENDATANGKAN AMPUNAN ALLAH "Maka aku berkata (kepada mereka) Mohon-lah ampun kepada RABB-mu sesungguhnya DIA adalah Maha Pengampun." (QS. Nuh :10) 2. MENGATASI KESULITAN DAN TERBUKA NYA PINTU RIZKI "Barangsiapa beristighfar secara rutin, pasti ALLAH memberinya jalan keluar dalam kesempitan dan memberi rizki yang tiada terhingga padanya." (HR. Abu Daud) 3. MENAMBAH KEKUATAN Dan (Hud berkata): "Hai kaum-ku, mohon-lah Ampunan kepada RABB-mu lalu bertaubat-lah kepada-NYA, Niscaya DIA akan menurunkan hujan yang sangat deras dan DIA akan menambahkan kekuatan diatas kekuatan mu." (QS. Hud :52) 4. ME

Nasehat Imam Ghazali

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali mengajukan 6 pertanyaan. Pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman,dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185) Pertanyaan kedua "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".. Murid-muridnya ada yang menjawab bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama. Pertanyaan yang ke tiga. "Apa yang

Al-Hikam: Antara Cahaya dan Wacana

”Siapapun yang mengungkapkan hamparan kebajikan dari dirinya, maka rasa buruk pada dirinya di hadapan Tuhannya akan membungkamnya. Dan siapa yang mengungkapkan hamparan kebajikan Allah SWT kepadanya, maka keburukan yang dilakukan tidak membuatnya terbungkam.” Maksudnya, siapa yang memasuki hadirat Allah SWT, lalu masih memandang dirinya sendiri, ketika akan mengungkapkan apa yang berlaku padanya pada khalayak, berupa karomah-karomah dan yang lainnya, maka akan muncul panggilan dari alam hakikat: ”Hai! Anda menyebutkan sejumlah karomah-karomah? Sedangkan anda tidak menyebutkan kehinaan anda?” Lalu orang ini akan berhenti, bahkan ia lari dari alam yang ia pandang, berganti gelisah dan tercekam, berganti dengan ketersembunyian yang senyap, menutup diri, dan inilah kondisi yang dialami oleh kaum yang berada di maqom zuhud, maqom ahli ibadah dan ahli wirid. Karena ia belum meraih kema’rifatan yang hakiki, sehingga masih muncul keakuan dan ego. Sedangkan orang yang meman

Al-Hikam: Interaksi Ubudiyah Dan Rububiyah

Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary : ”Bila anda ingin dilimpahi anugerah-anugerah, maka benarkanlah kefakiranmu dan rasa butuhmu di hadapanNya." ”Sesungguhnya sedekah-sedekah  itu hanya bagi orang-orang yang fakir.” (At-Taubah 60). Apa yang dimaksud dengan meluruskan dan membenarkan kefakiran dan rasa butuh itu? Maknanya adalah menguatkan keduanya dalam dirimu, hingga sampai pada tingkat rasa yang kuat dalam seluruh waktu dan keadaan. Jika belum bisa, anda harus meyakini bahwa dua sifat tersebut akan selalu ada dalam eksistensi anda, karena secara esensial sifat fakir dan butuh itu selalu ada padamu. Menurut Syeikh Zarruq hal ini harus diwujudkan dengan: Megukur bahwa diri anda sesungguhnya tiada. Mewujudkan hal itu secara rinci dalam kondisi anda. Bahwa dalam gerak atau diam, tetap saja ketiadaan anda menjadi bukti. Selebihnya siapa yang benar kefakirannya maka ia berhak mendepatkan sedekah dari Allah Azza wa-Jalla berupa anugerah-anugerahNya.

Manfaat Silaturahim

Silaturahim merupakan salah satu kewajiban bagi setiap pribadi Muslim. Dalam Alquran, Allah menegaskan, “Dan bertakwalah kepada Allah yang kalian saling meminta dengan nama-Nya dan sambunglah tali silaturahim.’ (QS. An-Nisa [4]:1). “Sebarkanlah salam, sambunglah tali silaturahim, dan shalatlah ketika manusia tidur (tahajud) niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga pemutus tali silaturahim.” Dalil-dalil di atas menunjukkan arti penting akan kewajiban silaturahim. Sebab, di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan keistimewaan. Di antaranya, 1. Dengan silaturahim, kita bisa saling mengenal antara yang satu dan yang lainnya (QS Al-Hujurat [49]: 13). Dengan silaturahim, kasih sayang dan kerja sama yang positif bisa diwujudkan. 2. Dengan silaturahim, persatuan dan kesatuan (ukhuwah Islamiah) akan dapat dibangun. Dengan silaturahim, akan timbul rasa saling membutuhkan, solidaritas, dialog, pengertian,

Ilmu Tasawwuf

Pendapat KH Siradjuddin Abbas, dalam buku beliau “40 Masalah Agama” Jilid 3, hal 30. Ilmu Tasawuf adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu Islam utama, yaitu ilmu Tauhid (Usuluddin), ilmu Fiqih dan ilmu Tasawuf. Ilmu Tauhid untuk bertugas membahas soal-soal i’tiqad, seperti i’tiqad mengenai keTuhanan, keRasulan, hari akhirat dan lain-lain sebagainya . Ilmu Fiqih bertugas membahas soal-soal ibadat lahir, seperti sholat, puasa, zakat, naik haji dan lain Ilmu Tasawuf bertugas membahas soal-soal yang bertalian dengan akhlak dan budi pekerti, bertalian  dengan hati, yaitu cara-cara ikhlas, khusyu, tawadhu, muraqabah, mujahadah, sabar, ridha, tawakal dan lain-lain. Ringkasnya: tauhid ta’luk kepada i’tiqad, fiqih ta’luk kepada ibadat, dan tasawuf ta’kluk kepada akhlak Kepada setiap orang Islam dianjurkan supaya beri’tiqad sebagaimana yang diatur dalam ilmu tauhid (usuluddin), supaya beribadat sebagaimana yang diatur dalam ilmu fiqih dan supaya berakhlak sesuai dengan ilmu tasaw