Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Bulu Kemucing dan Fitnah kepada Sang Kiai

Suatu ketika seorang santri meminta maaf kepada Kiainya yang telah difitnahnya. Sang Kiai hanya tersenyum. “Apa kau serius?” tanya Sang Kiai “Saya serius, Kiai. Saya benar-benar ingin menebus kesalahan saya,” jawab santri. Sang Kiai terdiam sejenak. Lalu ia bertanya, “Apakah kamu punya sebuah kemoceng di rumahmu?” “Ya, saya punya sebuah kemoceng Kiai. Apa yang harus saya lakukan dengan kemoceng itu?” “Besok pagi, berjalanlah dari kamarmu ke pondokku. Berkelilinglah di lapangan sambil mencabuti bulu-bulu dari kemoceng itu. Setiap kali kamu mencabut sehelai bulu, ingat-ingat perkataan burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kamu lalui. Kamu akan belajar sesuatu darinya.”  Keesokan harinya, sang santri menemui Kiai dengan sebuah kemoceng yang sudah tak memiliki sehelai bulu pun pada gagangnya. Ia segera menyerahkan gagang kemoceng itu pada Sang Kiai.  “Ini, Kiai, bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu di sepanjang perjalanan. Sa

Wilayah Kewalian Seorang Ibu

Suatu saat di masa hidup Ghautsul A’zham Sulthanul Auliya' Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jailaniy (QoddasAllaahu Sirrohu Wa Nafa’anaa Bibarokaatih), tengah berada di lingkungan Masjidil Haram. Saat berada di sana, beliau (Syaikh ‘Abdul Qadir) merasa takjub ketika melihat seorang wanita yang tengah melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah dengan hanya satu kakinya. Melalui firasat beliau, fahamlah Syaikh ‘Abdul Qadir bahwa wanita tersebut bukanlah wanita biasa, melainkan pastilah seorang Wali. Syaikh ‘Abdul Qadir Al-Jailaniy pun mencoba meradar maqam atau kedudukan sang Wanita Waliyyulloh tersebut. Beliau lihat ke maqom pertama, tak dijumpainya ruuhaniyyah wanita itu. Ke maqom di atasnya, tak ada. Ke maqom di atasnya lagi, tak ada... dan di atasnya lagi... tak ada pula... Hingga sampai mendekati maqam Ghautsiyyah beliau sendiri, tak juga ada... Akhirnya, menyerah juga, dan memohonlah beliau ke Hadirat Allah SWT.; “Yaa Allah, siapakah wanita ini yang tak dapat kulihat maqo