Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Rintihan Penghuni Neraka

Dalam sebuah hadist Qudsy Allah berfirman: ”Keluarkanlah dari neraka semua orang yang didalam hatinya ada iman walau sekedar biji zarrah” (Shahih, Bukhori dan Muslim). Maka malaikat Malik si penjaga neraka segera menindak lanjuti perintah Allah itu dengan mengelilingi seluruh penjuru neraka. Sayup- sayup nun jauh disana ada suara rintihan dan rantapan dengan menggunakan nama Allah Yang Agung: ”YA HANNAN YA MANNAN YA DZALJALALI WAL IKROM” (Wahai Yang Maha Santun dan Maha Pemberi Anugerah, wahai Allah Yang memiliki Keagungan dan Kemulyaan). … demikian berulang-ulang dengan suara pilu, penuh nestapa dan sangat menggetarkan jiwa. Maka malaikat Malik pun mencari sumber suara dari seluruh penjuru neraka yang teramat sangat luas itu dengan amat teliti. Disisirnya lembah demi lembah neraka, gunung demi gunung dan jurang demi jurang dengan tak kenal lelah. Sudah berlalu satu hari… dua hari…. satu tahun… sepuluh tahun.. seratus tahun…bahkan seribu tahun lamanya, tapi sumb

Kisah Wali Mastur

WALI ALLAH YANG DITUTUPI OLEH ALLAH DENGAN DIJADIKAN GILA SECARA DZAHIR Di kisahkan di suatu desa, ada seorang lelaki yang bernama fulan yang dianggap berkelakukan gila oleh sekitarnya entah dari mana asalnya, tak satupun dari penduduk desa itu mengetahuinya. Tiba-tiba saja hadir disana. Kegilaannya biasa datang pada malam hari. fulan akan bersyair dalam kegilaannya. Pada siang hari, terkadang ia berlari berkeliling pasar atau ikut bermain dengan anak-anak. Para penduduk sudah biasa melihat tingkah lakunya. Mereka tidak khawatir pada anak mereka karena si fulan tidak pernah menyakiti orang lain terlebih lagi ia sangat sayang pada anak kecil. Ada saja orang yang kasihan dan membawakan makanan untuknya buat berbuka puasa. Setahu mereka, fulan tidak pernah terlihat berbuka siang hari. Tiada putus puasanya. Yang lebih mengherankan lagi, fulan tidak mau tidur di sembarang tempat. Ia lebih suka tidur di emper satu-satunya masjid di desa itu. Ia selalu tidur pada pagi hingga peta

Ikapete Surabaya akan Mempopulerkan Istighasah ala Hadratusy Syekh KH. Hasyim Asy'ari.

Bertempat di Pesantren Al-Qur'an Asy-Syahadah Jalan Tambak Wedi Lebar Blok H No. 5 Surabaya. Pertemuan rutin dua bulanan Ikapete Cabang Surabaya mengagendakan program-program ke depan yang lebih maju. Pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh Ikapete di antaranya Prof. Dr. KH. Sahid HM, M.Ag., M.H. (selaku tuan rumah sekaligus pengasuh Pesantren Al-Qur'an Asy-Syahadah), KH. Drs. Khoiron Syuaib, Dr. H Wahyudin Husain, S.H., M.H. (Bakal Calon Wakil Walikota Surabaya), Matsani, S.Ag (Bogor), Abd. Wachid Asy'ari, S.Ag. (Gresik), Taufik Mukti, S.E., dan lain-lain, merumuskan pertemuan rutin ke depan disosialisasikan melalui media-media online. Utamanya pembuatan website khusus pengajian rutin kitab At-Tibyan karangan Hadratusy Syeikh KH. Hasyim Asy'ari yang dibacakan oleh KH. Fahmi Amrullah, serta sosialisasi melaui media sosial. Pengurus Ikapete Surabaya perlu memviralkan kegiatan-kegiatan yang selama ini dirasakan kurang diketahui publik keberadaannya, tegas Ai

Lailatul Qodar, Malam Seribu Bulan

Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah teladan kita dalam melaksanakan ibadah. Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak ibadah pada bulan Ramadhan, antara lain dengan memperbayak sedekah, membaca Al-Quran, dan i’tikaf. Hal ini karena di antara keutamaan waktu di bulan Ramadhan adalah adanya pelipatgandaan pahala, dan termudahkannya beramal kebaikan. Anjuran banyak melakukan ibadah ini lebih ditekankan lagi ketika memasuki sepuluh akhir Ramadhan. Rasulullah menganjurkan umatnya untuk mengharap dianugerahi Lailatul Qadar pada bulan yang sepuluh pertamanya adalah rahmat, sepuluh keduanya adalah ampunan, dan sepuluh akhirnya adalah bebas dari neraka ini. Walaupun, hakikatnya memang tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan terjadinya Lailatul Qadar kecuali Allah ‘azza wajalla. Hanya saja, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan dalam sabdanya:   تَحَرَّوْا ليلة القدر في العشر الأواخر من رمضان  “Carilah Lailatul Qadar itu pada

Kisah Nabi Muhammad SAW. Membelah Bulan

Di zaman Jahilliyah hiduplah raja bernama Habib bin Malik di Syam, dia penyembah berhala yang fanatik dan menentang serta membenci agama yang didakwahkan Rasulullah SAW. Suatu hari Abu Jahal menyurati Raja Habib bin Malik perihal Rasulullah SAW. Surat itu membuatnya penasaran dan ingin bertemu dengan Rasulullah SAW., dan membalas surat itu ia akan berkunjung ke Mekah. Pada hari yang telah ditentukan berangkatlah ia dengan 10.000 orang ke Mekah. Sampai di Desa Abtah, dekat Mekah, ia mengirim utusan untuk memberitahu Abu Jahal bahwa dia telah tiba di perbatasan Mekah. Maka disambutlah Raja Habib oleh Abu Jahal dan pembesar Quraisy. "Seperti apa sih Muhammad itu...?" Tanya Raja Habib setelah bertemu dengan Abu Jahal. "Sebaiknya Tuan tanyakan kepada Bani Haasyim," jawab Abu Jahal. Lalu Raja Habib menanyakan kepada Bani Hasyim. "Di masa kecilnya, Muhammad adalah anak yang bisa di percaya, jujur dan baik budi. Tapi, sejak b

Bulu Kemucing dan Fitnah kepada Sang Kiai

Suatu ketika seorang santri meminta maaf kepada Kiainya yang telah difitnahnya. Sang Kiai hanya tersenyum. “Apa kau serius?” tanya Sang Kiai “Saya serius, Kiai. Saya benar-benar ingin menebus kesalahan saya,” jawab santri. Sang Kiai terdiam sejenak. Lalu ia bertanya, “Apakah kamu punya sebuah kemoceng di rumahmu?” “Ya, saya punya sebuah kemoceng Kiai. Apa yang harus saya lakukan dengan kemoceng itu?” “Besok pagi, berjalanlah dari kamarmu ke pondokku. Berkelilinglah di lapangan sambil mencabuti bulu-bulu dari kemoceng itu. Setiap kali kamu mencabut sehelai bulu, ingat-ingat perkataan burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kamu lalui. Kamu akan belajar sesuatu darinya.”  Keesokan harinya, sang santri menemui Kiai dengan sebuah kemoceng yang sudah tak memiliki sehelai bulu pun pada gagangnya. Ia segera menyerahkan gagang kemoceng itu pada Sang Kiai.  “Ini, Kiai, bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu di sepanjang perjalanan. Sa

Wilayah Kewalian Seorang Ibu

Suatu saat di masa hidup Ghautsul A’zham Sulthanul Auliya' Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jailaniy (QoddasAllaahu Sirrohu Wa Nafa’anaa Bibarokaatih), tengah berada di lingkungan Masjidil Haram. Saat berada di sana, beliau (Syaikh ‘Abdul Qadir) merasa takjub ketika melihat seorang wanita yang tengah melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah dengan hanya satu kakinya. Melalui firasat beliau, fahamlah Syaikh ‘Abdul Qadir bahwa wanita tersebut bukanlah wanita biasa, melainkan pastilah seorang Wali. Syaikh ‘Abdul Qadir Al-Jailaniy pun mencoba meradar maqam atau kedudukan sang Wanita Waliyyulloh tersebut. Beliau lihat ke maqom pertama, tak dijumpainya ruuhaniyyah wanita itu. Ke maqom di atasnya, tak ada. Ke maqom di atasnya lagi, tak ada... dan di atasnya lagi... tak ada pula... Hingga sampai mendekati maqam Ghautsiyyah beliau sendiri, tak juga ada... Akhirnya, menyerah juga, dan memohonlah beliau ke Hadirat Allah SWT.; “Yaa Allah, siapakah wanita ini yang tak dapat kulihat maqo

Sifat Wujud Allah

“Tak  satupun wujud yang bisa menutupi Allah, karena sesungguhnya tidak satu pun yang menyertaiNya. Bahwa sesungguhnya anda tertutup dari Allah disebabkan oleh  imajinasi (seakan-akan) ada wujud yang menyertaiNya.” Adanya imajinasi wujud selain Allah membuat anda lebih sibuk dengan wujud semu itu, berupa dunia seisinya dengan segala masalahnya, secara tidak langsung maupun langsung, anda telah terjebak seakan-akan wujud semu itu yang mengancam dan memberi manfaat bagi kehidupan anda, sehingga anda pun terhijab dari Allah azza wa-Jalla. Padahal wujud itu hakikatnya tidak ada, yang berhak punya sifat Wujud hanyalah Allah swt. Dalam kitab Lathaiful Minan, karya lain Ibnu Athaillah digambarkan, “ketika melihat wujud semesta ini, anda melihat adanya bayangan dengan mata kepala. Padahal bayangan itu sesungguhnya tidak ada jika ditinjau dari struktur wujud itu sendiri, tetapi juga tidak bisa disebut tidak ada, jika dilihat dari struktur ketiadaan. Dengan demikian bayangan seme

Allah Mendengar Setiap Doa Kita

Pada suatu hari, Umar bin Khattab menemui Rasulullah saw. sambil menangis. "Apa yang menyebabkan kau menangis sedemikian rupa?" tegur Rasulullah saw. Umar bin Khattab lalu menceritakan perihal penyebab tangisannya. Ia bertemu dengan pemuda yang kondisinya memprihatinkan. Pemuda ini menangis terus-menerus dan menceritakan sesuatu sehingga hati Umar bin Khattab merasa pilu. Rasulullah saw. berkata, "Sebaiknya kau bawa dia masuk. " Umar kemudian menyusul pemuda tersebut dan menyuruhnya masuk ke rumah Rasulullah. "Perkenalkanlah dirimu kepada Rasulullah," perintah Umar. Sang pemuda mengangguk. "Namaku Mudznib, ya Rasulullah," jawabnya. "Apa yang sebenarnya terjadi sehingga kau menangis seperti ini?" "Aku telah melakukan dosa besar, ya Rasulullah! Aku sangat takut membayangkan siksaan yang akan aku terima di akhirat kelak." "Apakah kau menyekutukan Allah?" tanya Rasulullah yang belum mengetahui dosa bes