Langsung ke konten utama

Lebih Dianjurkan Berdoa Dalam Shalat

Manakah yang lebih utama antara berdoa sebelum salam ataukah setelahnya. Karena ada yang sesudah salam langsung berdoa, tidak mengikuti tuntunan Nabi untuk berdzikir sesudah itu. Namun kalau melakukan dzikir yang sebagaimana Rasul tuntunkan setelah salam lantas setelahnya berdo’a, maka itu sah-sah saja dan boleh sebagaimana ditegaskan oleh Ibnul Qayyim.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

“Adapun doa dari para makmum setelah salam dari shalat dengan menghadap kiblat, maka itu tidak ada petunjuk dari Nabi SAW sama sekali, tidak ada riwayat shahih atau hasan yang menjelaskan hal ini.” (Zaadul Ma’ad, 1: 249).

Ibnul Qayyim rahimahullah kembali menjelaskan :

“Adapun pengkhususan doa pada shalat Fajar (shalat Shubuh) dan shalat Ashar, maka seperti itu tidak pernah dilakukan oleh Nabi SAW dan juga tidak dikerjakan oleh para khalifah setelah beliau. Beliau pun tidak pernah memberi petunjuk dalam hal ini. Amalan ini hanya dianggap baik oleh orang-orang yang menganggap hasanah (baik). Wallahu a’lam.

Setiap doa yang berkaitan dengan shalat, doa tersebut terletak di dalam shalat. Nabi SAW pun memerintahkan doa tersebut di dalamnya. Inilah yang lebih tepat dilihat dari kondisi orang yang melaksanakan shalat karena ketika itu ia sedang menghadap dan bermunajat dengan Rabbnya. Setelah salam, dialog tersebut dengan Rabbnya terputus dan hilanglah kedekatan dengan Allah. Lantas mengapa sampai doa saat munajat (dialog), kedekatan dan berhadapan dengan Allah tidak dipanjatkan lalu malah setelah itu baru meminta?! Jadi, sebelum salam, waktu terbaik untuk berdoa.

Namun ada saat sebentar untuk berdoa sesudah salam yaitu setelah membaca dzikir seperti membaca tahlil (bacaan: laa ilaha illalah), tasbih (bacaan: subhanallah), tahmid (bacaan: alhamdulillah) dan takbir (bacaan: Allahu akbar), juga membaca dzikir lainnya yang dituntunkan setelah shalat, kemudian bershalawat atas Nabi SAW setelah itu. Lalu boleh berdoa sesudahnya semaunya. Jadi, sah-sah saja berdo’a setelah membaca dzikir, dan itu bukan yang dimaksud Dubur Shalat (akhir shalat). Karena setiap yang berdzikir pada Allah, dengan memuji dan menyanjung-Nya, lalu bershalawat atas Rasul SAW, disunnahkan baginya untuk berdo’a setelah itu.” (Zaadul Ma’ad, 1: 249-250).

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa yang masalah adalah jika sesudah salam dari shalat, langsung berdoa. Yang masih dibolehkan adalah doa tersebut dilakukan setelah membaca dzikir-dzikir sesudah shalat. Maksud doa sesudah shalat, inilah yang disebutkan oleh para ulama ketika menafsirkan ayat,

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. (QS. Alam Nasyrah: 7).

Maksud ayat ini kata Ibnu Abbas adalah jika engkau telah selesai shalat, maka sungguh-sungguhlah dalam berdoa. Hal ini dikatakan pula oleh Adh Dhohak dan Maqotil. Lihat Zaadul Masiir karya Ibnul Jauzi dan Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat di atas.

Namun berdoa sebelum salam itu lebih afdhol daripada sesudah salam. Karena doa yang mengikuti ibadah lebih baik dilakukan di dalam ibadah, bukan setelahnya sebagaimana kaedah yang dikemukakan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimi dalam Syarhul Mumthi’, 7: 315.

Komentar

Popular Posts

Tangisan Rasulullah SAW Ingat Umatnya di Akhir Zaman

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, ketika itu baginda Rasullah  sedang berkumpul duduk bersama sahabat-sahabatnya, diantara para sahabat ada Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan lainnya. Lalu kemudian Rasul bertanya kepada para sahabat, “Wahai sahabatku! Tahukah kalian siapakah hamba Allah yang paling mulia disisi Allah?” Para sahabat pun terdiam. Lalu ada salah seorang sahabat berkata, “Para malaikat ya Rasulullah!” Kemudian Nabi bekata, “Ya, para malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah mereka senantiasa bertasbih, berzikir, beribadah kepada Allah, tentulah mereka mulia. Namun bukan itu yang Aku maksud.”  Lalu para sahabat kembali terdiam. Kemudian salah seorang sahabat kembali menjawab, “Ya Rasulullah, tentulah para Nabi, mereka itu yang paling mulia.” Nabi Muhammad tersenyum, Baginda Nabi berkata, “Ya, para nabi itu mulia, mereka itu adalah utusan Allah di muka bumi ini, mana mungkin mereka tidak mulia, tentulah mereka mulia, akan tetapi ad...

Pengertian Dekat Kepada Allah

Kita sudah maklum bahwa Allah s.w.t. adalah dekat dengan kita. Tetapi hamba-hamba Allah yang shaleh merasakan bahwa mereka dekat dengan Allah SWT. Bagaimana pengertian hal keadaan ini, tentu saja kita ingin mempelajarinya. Maka dalam hal ini yang mulia Maulana Ibnu Athaillah Askandary telah mengungkapkannya dalam Kalam Hikmah beliau sebagai berikut: "Dekat anda kepada-Nya ialah bahwa anda melihat dekatNya. Jika tidak (demikian), maka di manakah anda dan di manakah wujud dekat-Nya? Kalam Hikmah ini sepintas lalu agak sulit difahami dan dimengerti, karena itu marilah kita jelaskan sebagai berikut: A. Pengertian "dekat Allah SWT dengan kita" ialah dekat pada ilmu, pada kekuasaan (qudrat) dan pada kehendak (iradah). DekatNya Allah dengan kita pada 'Ilmu', artinya segala sesuatu apa pun yang terdapat pada kita dan yang terjadi pada kita, lahir dan bathin, semuanya diketahui oleh Allah SWT dengan IlmuNya sejak azali, artinya sejak alam mayapada ini be...

RAHASIA DIBALIK USIA 40 (Menyingkap Rahasia Nubuwwah Rasulullah SAW)

Rahasia umur Muhammad saat nubuwah, mulai tersingkap sedikit demi sedikit. Mengapa Nabi Muhammad SAW. mengemban misi kenabian saat beliau berusia 40 tahun? Dan bukannya usia 30 atau 35, puncak kehebatan [fisik] manusia? Mengapa harus 40 tahun? saat fisik sudah berada di jalur turun, ibarat naik roll coster, 0-39 th adalah ketika kereta merambat naik, lalu di usia 40 lah si kereta roll coster mencapai puncak rel dan kemudian meroket turun.