
(صحيح البخاري)
Sabda
Rasulullah saw : “Tujuh Golongan yg dinaungi Allah dihari kiamat yg
tiada tempat berteduh selain yg diizinkan Nya swt, Pemimpin yg Adil, dan
pemuda yg tumbuh dengan beribadah pd Tuhannya, dan orang yg mencintai
masjid masjid, dan dua orang yg saling menyayangi karena Allah, bersatu
karena Allah dan berpisah karena Allah, dan orang yg diajak berbuat hina
oleh wanita cantik dan kaya namun ia berkata : Aku Takut pd Allah, dan
pria yg sedekah dg sembunyi2, dan orang yg ketika mengingat Allah dalam
kesendirian berlinang airmatanya” (Shahih Bukhari).
Ada tujuh
golongan yang akan dinaungi oleh Allah subhanahu wata’ala di saat tidak
ada naungan selain naungan Allah subhanahu wata’ala, naungan yang
dimaksud adalah tempat berteduh dan berlindung dari panasnya matahari di
padang mahsyar kelak di hari kiamat, dimana jika matahari itu berpijar
dengan panas seperti saat di padang mahsyar, maka tidak akan ada
kehidupan di permukaan bumi ini, yang mana matahari itu tidak ada lagi
cahayanya namun yang tersisa hanya panasnya saja yang gelap gulita,
bagaikan bola hitam yang sangat panas dan menakutkan. Ketika itu semua
cahaya sirna kecuali cahaya hamba-hamba yang beriman, yang dipimpin oleh
cahaya manusia yang paling beriman, sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam. Merekalah yang akan terang benderang dan cahayanya
melebihi cahaya bintang-bintang, Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi
yang memberikan cahaya kepada hamba-hamba-Nya dengan cahaya ketenangan,
cahaya kedamaian, cahaya kebahagiaan, cahaya kemudahan, dan cahaya
keluhuran di dunia dan akhirat. Maha Suci Allah dan Maha Indah, dan
betapa suci jiwa-jiwa yang menyembah Allah dan tidak menyamakan Allah
dengan makhluk.
Tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah subhanahu
wata’ala kelak di hari kiamat, dan dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar
bahwa banyak yang akan mendapatkan naungan Allah subhanahu wata’ala
kelak di hari kiamat, yaitu :
PERTAMA, adalah seorang
pemimpin yang adil, karena sangat berat untuk menjadi seorang pemimpin
yang adil. Seperti contoh seorang ketua RT, yang mana dia juga mempunyai
keluarga, mempunyai kesibukan atau pekerjaan yang lainnya, suatu hari
sebelum adzan Subuh dan di saat semua orang masih tidur tiba-tiba rumah
digedor dan ada teriakan : “Pak RT, rumah saya kemalingan” maka pak RT
bangun dan langsung menuju ke rumah warga yang kemalingan, dan pak RT
bingung apa yang harus diperbuat, jika maling masih di tempat mungkin
barang bisa diambil kembali, namun si maling sudah tidak ada di tempat
tersebu, maka pak RT berkata : “baik, akan segera saya urus dan laporkan
ke polisi”, belum selesai pembicaraan pak RT dengan warga yang
kemalingan, tidak lama kemudian datang warga lain mengadu : “Pak RT
rumah saya kebanjiran gara-gara sampah yang menumpuk dibiarkan begitu
saja tanpa diurus”, kemudian warga yang kemalingan berkata lagi : “Pak
RT siapa satpam yang jaga semalam, padahal saya sudah bayar uang
keamanan, bagaimana rumah saya masih bisa kecurian?”, kemudian warga
yang kebanjiran berteriak : “Pak RT bagaimana ini, air mampet akhirnya
rumah saya kebanjiran”, maka Pak RT segera menuju rumah warga yang
kebanjiran dan mulai mengangkut barang-barang, tidak lama kemudian ada
warga yang datang berteriak dan mengadu : “Pak RT, rumah saya kebakaran
karena banyak kabel-kabel yang sudah lama dan perlu diganti namun tidak
pernah diperhatikan, pak RT bisanya hanya ambil uang dari PLN saja, apa
gunanya jadi ketua RT!”, padahal ketua RT juga mempunyai keluarga dan
kesibukan dan yang lainnya namunyang disalahkan selalu ketua RT, itu
baru tingkat RT, bagaimana lagi jika ketua RW, Kades, Lurah atau
pemimpin yang di tingkat atasnya lagi. Oleh karena itu sangat sulit dan
dengan susah payah untuk berusaha menjadi pemimpin yang adil dan sabar,
maka seorang pemimpin yang adil seperti itu di hari kiamat akan dinaungi
oleh Allah subhanahu wata’ala, dimana tidak ada tempat berteduh selain
tempat berteduh yang diberi oleh Allah subhanahu wata’ala. Jadi jika di
zaman sekarang kita sering mendengar wakil rakyat atau pemimpin yang
berbuat salah maka hal itu wajar, karena untuk menjadi pemimpin yang
baik di tingkat RT saja sangat sulit, maka terlebih lagi pemimpin di
tingkat yang lebih tinggi. Maka benar yang telah disabdakan nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Jika ada seorang muslim menjadi pemimpin, kemudian ia berbuat baik pada rakyatnya dan juga berbuat kesalahan, maka terimalah kebaikannya dan maafkan kesalahannya”. Jadi tidak perlu diadilikah?, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui jika seorang pemimpin dinaikkan kemudian dijatuhkan lagi, maka yang gembira adalah musuh-musuh Islam, karena pemerintah dan rakyat saling hantam, para Ulama’ dan orang-orang yang baik dimasukkan ke penjara dimana hal itu merupakan akibat daripada saling hantam satu sama lain. Maka strategi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat sempurna adalah jika ada pemimpin-pemimpin yang tidak baik namun para Ulama’ mengetahui hal itu maka mereka akan semakin mendidik generasi yang baik yang kelak akan menggantikan kepemimpinan para pemimpin yang tidak baik, itulah strategi indah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Majelis Rasulullah ini juga merupakan strategi dalam membangun generasi yang baik, generasi yang rukun dan damai, generasi yang suka dzikir dan shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Jika ada seorang muslim menjadi pemimpin, kemudian ia berbuat baik pada rakyatnya dan juga berbuat kesalahan, maka terimalah kebaikannya dan maafkan kesalahannya”. Jadi tidak perlu diadilikah?, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui jika seorang pemimpin dinaikkan kemudian dijatuhkan lagi, maka yang gembira adalah musuh-musuh Islam, karena pemerintah dan rakyat saling hantam, para Ulama’ dan orang-orang yang baik dimasukkan ke penjara dimana hal itu merupakan akibat daripada saling hantam satu sama lain. Maka strategi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat sempurna adalah jika ada pemimpin-pemimpin yang tidak baik namun para Ulama’ mengetahui hal itu maka mereka akan semakin mendidik generasi yang baik yang kelak akan menggantikan kepemimpinan para pemimpin yang tidak baik, itulah strategi indah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Majelis Rasulullah ini juga merupakan strategi dalam membangun generasi yang baik, generasi yang rukun dan damai, generasi yang suka dzikir dan shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
KETIGA,
adalah seeorang yang hatinya selalu terikat dengan masjid yaitu orang
yang mencintai masjid, ada orang yang selalu duduk di dalam masjid namun
hatinya berada di luar masjid dan ada juga orang yang jasadnya berada
di luar masjid akan tetapi hatinya selalu di masjid dan golongan inilah
yang dimaksud dalam hadits ini. Dalam hatinya ada keinginan untuk selalu
dekat dengan masjid, ingin selalu shalat jamaah di masjid. Ada
seseorang sangat cinta terhadap masjid Al Haram dan masjid An Nabawi
maka dipajanglah foto masjid itu di rumahnya dan dilihatnya setiap hari
hingga air matanya terus mengalir karena ingin memandangnya orang
sepan
sunnah muakkadah, akan tetapi shalat di luar masjid pun tetap sah. Dalam
hal ini terdapat permasalahan, datang seseorang bertanya kepada saya :
“Bib saya sumpek dimana masjid dalam keadaan bersih kemudian datang
sekelompok orang dan nginap di masjid, bawa kompor dan lainnya hingga
berantakan dan mengotori masjid, setelah itu pergi tanpa membersihkannya
terlebih dahulu, maka apa yang harus kaerti inilah yang hatinya selalu terikat dengan masjid. Ada kelompok orang yang mengatakan jika tidak melakukan shalat di masjid maka shalatnya tidak sah, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana yang teriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak juga melakukan tidak di masjid. Dan dalam madzhab Syafii shalat di masjid merupakmi lakukan?, dalam hal ini kita
pilih jalan tengah, jangan sampai kita mengusir orang Islam dari tempat
ibadah karena mereka juga saudara kita seiman, namun berusaha untuk
memberi tau orang-orang yang datang dengan tujuan i’tikaf di masjid
untuk membersihkan masjid sebelum mereka pergi, jangankan masjid yang
merupakan tempat ibadah, rumah sendiri saja kita ingin melihatnya selalu
dalam keadaan bersih terlebih lagi masjid yang merupakan rumah Allah.
Ada lagi pertanyaan, mengapa orang-orang Islam tidak mau mengajak
saudara-saudaranya untuk shalat memenuhi masjid?, ketahuilah ibadah
tidak hanya ke masjid saja, namun tidak mengganggu atau menggunjing
orang lain juga termasuk ibadah, bekerja untuk bersedekah juga ibadah,
menikah juga ibadah, mendidik anak pun termasuk ibadah, jadi bagi
saudara-saudara kita yang sudah bergabung dalam jamaah ini dan selalu
mengajak muslim yang lainnya untuk bergabung bersamanya, maka hal itu
adalah hal yang bagus dan telah memiliki keberanian, namun jangan
mencela orang yang tidak memperbuatnya.
KEEMPAT, adalah dua
orang yang saling menyayangi karena Allah subhanahu wata’ala dan yang
dimaksud bukanlah pacaran, namun saling mencintai dan menyayangi karena
Allah adalah saling membantu untuk mencapai keluhuran ibadah, misalnya
seorang teman tidak mengaji karena tidak mempunyai Al qur’an maka diberi
pinjaman Al qur’an, atau temannya tidak hadir ke majelis karena tidak
mempunyai kendaraan maka dipinjamin kendaraan karena mungkin kebetulan
jika malam hari kendaraan saudara atau keluarga tidak di pakai, atau
bisa juga berupa pernikahan, maka hal-hal yang seperti itu adalah saling
menyayangi karena Allah dan berkumpul atau berpisah karena Allah, bukan
karena masalah keduniawian. Namun jangan disalah-artikan dengan
mengatas-namakan p.a.c.a.r.a.n adalah cinta karena Allah dan berpisah
karena Allah, justru hal demikian adalah pertemuan dan perpisahan karena
s.y.a.i.t.h.a.n. Diperbolehkan ada hubungan antara lelaki dan wanita
yang bukan mahram dengan syarat tidak melanggar syariat, sebagaimana
dahulu di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak para
sahabat yang berbicara dan bertanya kepada ummul mu’minin, dan banyak
wanita yang berdagang di pasar namun tetap menjaga norma-norma kesopanan
dan tidak melanggar syariat. Jadi boleh saling kirim sms namun jangan
sampai melewati batas dan mulai masuk pada hal-hal yang buruk, seperti
mengajak untuk bertemu dan lainnya karena hal itu mendekati pada
perbuatan zina yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana
firman-Nya:
“Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk”. (QS.
Al Isra’ : 32 )
Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dalam kitab
Adab Al Mufrad dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
bahwa seseorang yang berzina dengan tetangganya maka dosanya jauh lebih
besar daripada berzina dengan orang lain, mengapa? karena telah
berkhianat kepada temannya sendiri.
KELIMA, adalah seorang
lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita (atau sebaliknya) yang
cantik dan kaya raya, namun lelaki itu menjawab : “Sungguh aku takut
kepada Allah”, bukan karena takut di tangkap polisi atau dituntut ke
pengadilan. Sebagaimana yang juga terjadi pada seorang wanita cantik dan
mempunyai harta ia mendatangi seorang lelaki yang ahli ibadah dan
mengatakan bahwa ia ingin berjima’ dengannya, maka lelaki itu menutup
matanya, kemudian wanita itu mengatakan bahwa ia telah menggunakan
penutup dan meminta lelaki itu untuk membuka matanya, namun ketika
lelaki itu membuka matanya ia melihat wanita itu telah membuka seluruh
pakaiannya, kemudian lelaki itu memalingkan wajahnya, maka Allah
subhanahu wata’ala menjadikan wajah wanita itu gelap hingga ia wafat.
Dalam
kisah lainnya, terdapat dalam riwayat yang shahih ketika seorang wanita
shalihah akan berangkat ke sebuah tempat yang jauh bersama kafilah,
maka seorang lelaki mengikutinya karena dia menyukai wanita itu,
beberapa lama kemudian semua orang mulai tidur, namun wanita itu masih
duduk dan belum tidur, kemudian lelaki itu mendekat kepadanya dan
mengajaknya untuk berbuat keji karena semua orang telah tidur, maka
wanita itu berkata : “apakah engkau yakin semua orang sudah tidur dan
tidak ada yang akan melihat kita?”, maka lelaki itu pun kembali
meyakinkan bahwa semua orang telah tidur,dan berkata kepada wanita itu :
“betul semua orang telah tidur”, maka wanita itu berkata : “apakah
Allah tidur dan tidak melihat kita?”, mendengar ucapan wanita itu maka
lelaki itu tertunduk malu dan berkata : “iya betul Allah melihat kita”,
wanita itu berkata lagi : “jika Allah melihat kita apakah engkau tidak
malu kepada Allah, hingga engkau mengikutiku dari tempat yang jauh untuk
berbuat hal itu kepadaku, dan jika engkau meninggal saat ini apa yang
akan engkau jawab dihadapan Allah”, maka lelaki itu menutup mukanya
karena malu dan kemudian pergi, setahun kemudian terdengar kabar bahwa
telah wafat seorang wali Allah dan puluhan ribu orang yang mengantar
jenazahnya ke pemakaman, dan setelah ditanya siapakah wali Allah yang
telah wafat tersebut, ternyata dia adalah lelaki yang telah bertaubat di
tangan wanita itu yang kemudian Allah mengangkat derajatnya hingga ia
menjadi wali Allah subhanahu wata’ala.
KEENAM, adalah
seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, dan ada satu cara
untuk hal ini dimana tangan kanan memberi namun tangan kiri tidak
mengetahuinya, yaitu jika tangan kanan mengeluarkan uang untuk sedekah
namun seakan-akan bukan untuk sedekah, caranya adalah jika melihat orang
miskin yang berdagang setelah ditanya harga barang yang dijual misalnya
ia adalah penjual kacang, kemudian ia menjawab : “sebungkus 1000”,
namun dibayar 5000 dan tidak minta uang kembalian, maka hal itu adalah
termasuk sedekah secara sembunyi, mungkin ketika si pembeli menyerahkan
uang 5000 si penjual akan berkata : “maaf pak tidak ada kembaliannya”,
lalu si pembeli berkata : “ya sudah ambil saja kembaliannya”, maka
penjual pun tidak mengetahui kalau itu adalah sedekah. Atau jika melihat
orang yang susah sedang berdagang dan ketika ditanya harga dagangannya,
si pedagang menyebutkan harga, padahal jika ditawar harganya dibawah
itu, namun pembeli tidak lagi menawar karena berniat untuk sedekah
kepada penjual tersebut, hal itu pun merupakan sedekah secara
sembunyi-sembunyi, hingga yang diberi sedekah pun tidak mengetahui kalau
dia menerima sedekah, hal yang seperti itu pahalanya sangat besar.
Dalam riwayat Shahih Muslim terdapat 2 pendapat yang mengatakan bahwa
pahala yang sangat besar akan didapatkan bagi orang yang bersedakah
dengan cara sembunyi-sembunyi, dan juga orang yang bersedakah secara
terang-terangan dengan tujuan agar orang lain mengikutinya karena banyak
orang yang kaya raya namun tidak ada yang mau
mengeluarkan hartanya
untuk sedekah, dan ketika seseorang bersedekah dengan terang-terangan,
misalnya : “saya sedekah 1000 dolar”, maka orang kaya yang lainnya pun
tidak mau kalah dan akan mengeluarkan uang untuk sedekah, maka dengan
cara ini orang kaya yang enggan bersedekah akan terdorong untuk
bersedekah.
KETUJUH, adalah seseorang yang mengingat Allah dalam kesendirian lalu mengalir air matanya.
Komentar
Posting Komentar