Langsung ke konten utama

Kasih Sayang Rasulullah SAW Kepada Ummatnya


Sangat menggugah hati kisah yang dilukiskan Maulana Jalaluddin Rumi dalam karyanya "Al-Matsnawi" ketika menggambarkan betapa kehadiran Rasulullah SAW. sebagai rahmat bagi umat diakhir zaman. 

Sebuah kisah menarik tentang serombongan musafir yang mengunjungi kediaman Rasulullah SAW. Rombongan itu dijamu oleh Rasulullah SAW. dengan makanan yang lezat. 

Para tamu makan dengan lahapnya. Sampai-sampai ada diantara rombongan itu seseorang yang berbadan gempal makan dengan sangat lahap dan banyak. Sehingga dia tidak bisa tidur nyenyak karna kekenyangan. Dia gelisah disebabkan perutnya yang sakit lagi mules. Akhirnya, dia tak tahan lagi untuk membuang hajat.

Malam itu juga, dia ingin sekali keluar mencari tempat qadha hajat, tapi perutnya tak bisa diajak kompromi. Walhasil, dia membuang kotorannya di kamar rumah Rasulullah SAW. 

Lantaran khawatir ketahuan, kotoran itu dia tutupi dengan selendang yang ada di rumah itu, selendang milik Rasulullah SAW.

Disebabkan rasa malu yang sangat luar biasa, orang itu lalu keluar meninggalkan rumah Rasulullah SAW. pada malam itu juga dengan meninggalkan kotoran yang sangat busuk di rumah Rasulullah SAW. 

Keesokan harinya, Rasulullah mendapati kotoran tamunya itu tergeletak ditutupi selendang kesayangan beliau, lalu Rasulullah SAW. mengangkat dengan penuh kesabaran, membersihkan kotoran tersebut, lalu mencuci selendang kesayangan beliau. 

Tamu yang melarikan diri dengan meninggalkan kotoran di rumah beliau merasa bersalah. Apakah dia kabur saja, lantaran merasa malu ataukah datang bersimpuh meminta maaf akibat perilaku buruknya yang meninggalkan kesan buruk.

Dia ingin kembali ke rumah menemui Rasulullah SAW. tapi dia malu. Jika tetap bertahan pun dia tak mampu menahan kerinduan pada sosok nan agung itu. Dia menjadi kebingungan.

Akhirnya, dia putuskan kembali ke rumah Rasulullah SAW. dengan menanggung segala malu beserta segenap rindu. Dia memberanikan diri untuk berterus terang dan meminta maaf atas kesalahannya.

Apa yang terjadi?

Ternyata, dari kejauhan Rasulullah SAW. telah menyambut kedatangannya dengan penuh kemaafaan dan kebahagiaan. Rasulullah SAW  menggandengnya dan membawa masuk kembali kerumah. 

Mendudukkan disampingnya seraya berkata :

"Mengapa engkau menjauhiku, apakah disebabkan kesalahanmu itu, bukankah sudah menjadi tugasku membersihkan kekotoran-kekotoran dari umatku?!"

Begitulah Rasulullah diutus untuk kita. Kita melakukan banyak dosa, namun Rasulullah SAW. yang memintakan ampunan syafaat bagi kita kepada Allah SAW. 

Rasulullah bersabda :

"janganlah malunya dirimu padaku menyebabkan engkau menjauhiku. Bukankan aku tidak pernah menjauhimu dikala kalian meninggalkan kotoran kalian untuk aku bersihkan?!"

Allah SWT. di dalam al-Qur'an menegaskan dengan bahasa yang lebih halus lagi.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا

"Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." 

(QS. An-Nisa' 64)

هو الحبيب الذي ترجى شفاعته  # لكل هول من 

الأهوال مقتحم

Komentar

Popular Posts

Tangisan Rasulullah SAW Ingat Umatnya di Akhir Zaman

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, ketika itu baginda Rasullah  sedang berkumpul duduk bersama sahabat-sahabatnya, diantara para sahabat ada Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan lainnya. Lalu kemudian Rasul bertanya kepada para sahabat, “Wahai sahabatku! Tahukah kalian siapakah hamba Allah yang paling mulia disisi Allah?” Para sahabat pun terdiam. Lalu ada salah seorang sahabat berkata, “Para malaikat ya Rasulullah!” Kemudian Nabi bekata, “Ya, para malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah mereka senantiasa bertasbih, berzikir, beribadah kepada Allah, tentulah mereka mulia. Namun bukan itu yang Aku maksud.”  Lalu para sahabat kembali terdiam. Kemudian salah seorang sahabat kembali menjawab, “Ya Rasulullah, tentulah para Nabi, mereka itu yang paling mulia.” Nabi Muhammad tersenyum, Baginda Nabi berkata, “Ya, para nabi itu mulia, mereka itu adalah utusan Allah di muka bumi ini, mana mungkin mereka tidak mulia, tentulah mereka mulia, akan tetapi ad...

Pengertian Dekat Kepada Allah

Kita sudah maklum bahwa Allah s.w.t. adalah dekat dengan kita. Tetapi hamba-hamba Allah yang shaleh merasakan bahwa mereka dekat dengan Allah SWT. Bagaimana pengertian hal keadaan ini, tentu saja kita ingin mempelajarinya. Maka dalam hal ini yang mulia Maulana Ibnu Athaillah Askandary telah mengungkapkannya dalam Kalam Hikmah beliau sebagai berikut: "Dekat anda kepada-Nya ialah bahwa anda melihat dekatNya. Jika tidak (demikian), maka di manakah anda dan di manakah wujud dekat-Nya? Kalam Hikmah ini sepintas lalu agak sulit difahami dan dimengerti, karena itu marilah kita jelaskan sebagai berikut: A. Pengertian "dekat Allah SWT dengan kita" ialah dekat pada ilmu, pada kekuasaan (qudrat) dan pada kehendak (iradah). DekatNya Allah dengan kita pada 'Ilmu', artinya segala sesuatu apa pun yang terdapat pada kita dan yang terjadi pada kita, lahir dan bathin, semuanya diketahui oleh Allah SWT dengan IlmuNya sejak azali, artinya sejak alam mayapada ini be...

RAHASIA DIBALIK USIA 40 (Menyingkap Rahasia Nubuwwah Rasulullah SAW)

Rahasia umur Muhammad saat nubuwah, mulai tersingkap sedikit demi sedikit. Mengapa Nabi Muhammad SAW. mengemban misi kenabian saat beliau berusia 40 tahun? Dan bukannya usia 30 atau 35, puncak kehebatan [fisik] manusia? Mengapa harus 40 tahun? saat fisik sudah berada di jalur turun, ibarat naik roll coster, 0-39 th adalah ketika kereta merambat naik, lalu di usia 40 lah si kereta roll coster mencapai puncak rel dan kemudian meroket turun.