Langsung ke konten utama

Kisah Tsa'labah bin Abdurrahman (Cinta itu Tunduk dan Patuh)

Seorang pemuda tampan bernama Tsa'laba bin Abdurrahman yang begitu cinta dan sangat patuh kepada baginda Nabi SAW.

Suatu saat pemuda ini hendak pulang, saat perjalanan pulang ia melewati satu rumah yang sangat sederhana, dan kebetulan rumah itu terbuka pintunya, dengan tanpa sengaja saat melintasi rumah itu si pemuda menoleh ke arah pintu rumah yang terbuka dan bersamaan dengan itu, ia tanpa sengaja melihat penghuni rumah (Wanita) yang kebetulan keluar dari kamar mandi.

Atas kejadian itu, si pemuda Ini menangis sejadi-jadinya. Kemudian ia lari tanpa arah sampai keluar dari kota Madinah. Ia malu atas perbuatan yang baru saja ia lakukan.

Ia Berkata :
"Mata ku ini tak pantas memandang Wajah Mulia Rasulullah SAW."
"Tubuh ini tak pantas bersanding dengan Tubuh Mulia Rasulullah SAW."

Begitu besar rasa cintanya kepada Baginda Nabi, Ia merasa tak tulus dalam cintanya. Karena ia telah melanggar apa yang di larang oleh Sang Kekasih Tercinta, Ia malu dan merasa tak pantas lagi bersama Sang Kekasih.

Meskipun pada hakikatnya perbuatan itu, tidak melanggar, karena dilakukan tanpa sengaja. Akhirnya si pemuda itu bersembunyi di antara dua bukit di perbatasan kota Madinah.

Setelah beberapa hari Rasulullah tak melihat si pemuda, Beliaupun menanyakannya kepada para sahabat :
"Kemanakah Tsa'laba bin Abdurrahman apakah dia sakit?"

Akhirnya Rasulullah pun mengutus sahabatnya sayyiduna Umar bin Khatthab dan seorang yang menemani untuk mencari si pemuda.

Berangkatlah Sayyidina Umar pergi mencari ketempat yang di isyaratkan oleh Baginda Rasul. Setelah sampai di tempat tersebut, Sayuiduna Umar tak menemukan siapapun. Yang ada hanya bukit berbatu dan hamparan padang pasir.

Sayyiduna Umar terus menyusuri padang yang menghampar. Hingga tak lama mereka berdua menemukan seorang pengembala kambing.

Sayyiduna Umar menghampiri si pengembala dan bertanya :

"Hai Bapak apakah engkau melihat seorang pemuda dengan ciri-ciri ia orangnya periang, dan selalu tersenyum?"

Si Bapak ini pun menjawab :

"Kami tak pernah melihat pemuda seperti yang anda sebutkan. Ada si pemuda yang biasanya kesini untuk meminta air minum padaku. Wajahnya murung dan sering menangis. Setelah usai meminta minum ia kembali lari lagi ke atas bukit. Sepertinya bukan dia yang anda cari tuan."

"Dimanakah dia wahai pengembala? Aku ingin melihatnya". tanya Sayyiduna Umar .

Si pengembala menunjukkan tempat dimana si pemuda itu berada. Tidak beberapa lama sayyiduna Umar dan sahabatnya itu pun sampai di tempat yang ditunjuk dan bertemu dengan Tsa'laba.

Dia terlihat lusuh dan menangis. Sayyiduna Umar menyapa dan berucap salam padanya, dia pun hendak berlari, namun Sayyiduna Umar memberi pengertian kepadanya. Bahwa Rasulullah SAW. mencarinya. Karena beberapa hari tidak melihatnya.

Sambil sesenggukan pemuda ini bertanya :

"Apakah Rasulullah marah padaku? Atas apa yang telah aku perbuat. Aku sangat malu dan tak pantas orang sepertiku ini berjumpa dan memandang Rasulullah".

Lalu si pemuda ini jatuh pingsan. Sayyiduna Umar kemudian membopongnya pulang. Setelah sampai di kota Madinah sayyiduna Umar menyampaikan bahwa Tsa'laba bin Abdurrahman telah ditemukan dan beliau menceritakan perihal yang terjadi padanya. Saat ini ia ada di rumahnya.

"Apakah perlu aku memanggilnya Ya Rasulullah?" tanya Sayyidina Umar.

Rasulullah pun Menjawab :

"Tidak, wahai Umar, biar aku yang akan mendatanginya".

Maka Rasulullah pun berangkat ke Rumah Tsa'laba dan beberapa sahabat ikut bersama Beliau. Setelah sampai di rumah Tsa'laba, ternyata ia jatuh sakit.

Rasulullah menghampirinya dan meletakkan kepala Tsa'laba dalam pangkuan Rasulullah. Tsa'laba menolak dan berkata :

"Jangan Wahai Rasulullah, tak pantas kepala yang hina ini berada dalam pngkuanmu".

"Ada apa denganmu wahai anak muda", tanya Rasulullah.

"Kemanakah beberapa hari ini engkau wahai Ibni Abdurrahman."

Kemudian Tsa'laba menjawab :

"Betapa besar rasa cinta ini kepadamu ya Rasulullah, namun aku merasa telah melukai perasaan anda atas apa yang telah aku perbuat".

Tsa'laba menceritakan apa yang dia alami kepada Baginda Rasul. Rasulullah pun tersenyum dan bangga atas cinta pemuda Ini. Bersamaan dengan itu, Tsa'laba qbin Abdurrahman menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Rasulullah SAW.

Rasulullah ikut serta memandikannya, mengkafani, dan menjadi imam sholat. Bahkan Rasulullah sendiri yang turun ke liang lahat untuk memasukkan jenazahnya.

Ada kejadian yang tak seperti niasa saat Rasulullah ikut memikul jenazahnya, Beliau berjalan dengan kaki menjingkat (jawa : Berjinjit).

Para sahabat heran dan bertanya kepada Rasulullah SAW. :

"Mengapa Engkau berjalan seperti itu wahai Rasul." tanya para Sahabat.

Rasulullah SAW. menjawab :
"Semua ini karena jalanan ini telah sempit dan kakiku tak bisa berjalan seperti biasa, karena banyaknya para Malaikat yang turun dari langit ikut mengantarkan Jenazah Ini".

Subhanallah....

۞اللهم صل على سيدنامحمد وعلى آله وصحبه وسلم۞

Komentar

Popular Posts

Tangisan Rasulullah SAW Ingat Umatnya di Akhir Zaman

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, ketika itu baginda Rasullah  sedang berkumpul duduk bersama sahabat-sahabatnya, diantara para sahabat ada Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan lainnya. Lalu kemudian Rasul bertanya kepada para sahabat, “Wahai sahabatku! Tahukah kalian siapakah hamba Allah yang paling mulia disisi Allah?” Para sahabat pun terdiam. Lalu ada salah seorang sahabat berkata, “Para malaikat ya Rasulullah!” Kemudian Nabi bekata, “Ya, para malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah mereka senantiasa bertasbih, berzikir, beribadah kepada Allah, tentulah mereka mulia. Namun bukan itu yang Aku maksud.”  Lalu para sahabat kembali terdiam. Kemudian salah seorang sahabat kembali menjawab, “Ya Rasulullah, tentulah para Nabi, mereka itu yang paling mulia.” Nabi Muhammad tersenyum, Baginda Nabi berkata, “Ya, para nabi itu mulia, mereka itu adalah utusan Allah di muka bumi ini, mana mungkin mereka tidak mulia, tentulah mereka mulia, akan tetapi ad...

Pengertian Dekat Kepada Allah

Kita sudah maklum bahwa Allah s.w.t. adalah dekat dengan kita. Tetapi hamba-hamba Allah yang shaleh merasakan bahwa mereka dekat dengan Allah SWT. Bagaimana pengertian hal keadaan ini, tentu saja kita ingin mempelajarinya. Maka dalam hal ini yang mulia Maulana Ibnu Athaillah Askandary telah mengungkapkannya dalam Kalam Hikmah beliau sebagai berikut: "Dekat anda kepada-Nya ialah bahwa anda melihat dekatNya. Jika tidak (demikian), maka di manakah anda dan di manakah wujud dekat-Nya? Kalam Hikmah ini sepintas lalu agak sulit difahami dan dimengerti, karena itu marilah kita jelaskan sebagai berikut: A. Pengertian "dekat Allah SWT dengan kita" ialah dekat pada ilmu, pada kekuasaan (qudrat) dan pada kehendak (iradah). DekatNya Allah dengan kita pada 'Ilmu', artinya segala sesuatu apa pun yang terdapat pada kita dan yang terjadi pada kita, lahir dan bathin, semuanya diketahui oleh Allah SWT dengan IlmuNya sejak azali, artinya sejak alam mayapada ini be...

RAHASIA DIBALIK USIA 40 (Menyingkap Rahasia Nubuwwah Rasulullah SAW)

Rahasia umur Muhammad saat nubuwah, mulai tersingkap sedikit demi sedikit. Mengapa Nabi Muhammad SAW. mengemban misi kenabian saat beliau berusia 40 tahun? Dan bukannya usia 30 atau 35, puncak kehebatan [fisik] manusia? Mengapa harus 40 tahun? saat fisik sudah berada di jalur turun, ibarat naik roll coster, 0-39 th adalah ketika kereta merambat naik, lalu di usia 40 lah si kereta roll coster mencapai puncak rel dan kemudian meroket turun.