Suatu ketika seorang santri meminta maaf kepada Kiainya yang telah difitnahnya. Sang Kiai hanya tersenyum. “Apa kau serius?” tanya Sang Kiai “Saya serius, Kiai. Saya benar-benar ingin menebus kesalahan saya,” jawab santri. Sang Kiai terdiam sejenak. Lalu ia bertanya, “Apakah kamu punya sebuah kemoceng di rumahmu?” “Ya, saya punya sebuah kemoceng Kiai. Apa yang harus saya lakukan dengan kemoceng itu?” “Besok pagi, berjalanlah dari kamarmu ke pondokku. Berkelilinglah di lapangan sambil mencabuti bulu-bulu dari kemoceng itu. Setiap kali kamu mencabut sehelai bulu, ingat-ingat perkataan burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kamu lalui. Kamu akan belajar sesuatu darinya.” Keesokan harinya, sang santri menemui Kiai dengan sebuah kemoceng yang sudah tak memiliki sehelai bulu pun pada gagangnya. Ia segera menyerahkan gagang kemoceng itu pada Sang Kiai. “Ini, Kiai, bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu di sepanjang perja...